Rabu, 30 Desember 2015

Materi Pendidikan



       I.             MATERI PENDIDIKAN

pendPENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ada lima unsur saling berkaitan antara satu dengan lainnya yang tidak boleh diabaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan sebagaimana yang telah dibahas,materi,metode,alat atau media, dan evaluasi. Satu diantara empat elemen yang dapat mengantarkan siswa kepada tujuan pendidikan itu adalah materi pembelajaran. Mereka itulah yang mesti diolah bersama elemen lainnya agar tujuan pembelajaran dapat diraih.
Perbincangan Al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan mencakup semua bidang kajian , mulai kajian-kajian keislaman sampai kepada sains sosial dan eksakta. Perbincangan kitab suci ini mengenai bidang ilmu pengetahuan tersebut berorientasi kepada tujuan yang sama yaitu melahirkan peserta didik yang beriman , sholeh , dan bertaqwa kepada Allah SWT.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian materi pendidikan ?
2.      Apa ayat Al-Qur’an tentang materi pendidikan ?
3.      Apa hadits tentang materi pendidikan ?
4.      Bagaimana tafsir Al-Qur’an tentang materi pendidikn ?
5.      Bagaimana penjelasan hadits tentang materi pendidikan ?
6.      Bagaimna kontektualisasi ayat dan hadits tentang materi pendidikan ?





    II.            PEMBAHASAN
1.      Pengertian materi pendidikan
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pendidikan (pembelajaran) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator.[1]
Dapat ditegaskan bahwa secara umum terdapat tiga materi yang dapat menghasilkan out put pendidikan seperti yang di inginkan , ketiga materi itu adalah :
a.       Kajian keislaman
Kajian keislaman mencakup banyak bidang ilmu. Secara umum, ia dapat di kategorikan kepada dua macam,yaitu ilmu-ilmu alat yang diperlukan dalam memahami islam dan ilmu-ilmu sebagai prinsip dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini. Bagian pertama meliputi ilmu-ilmu bahasa Arab seperti, Nahwu,Sharaf,dan Balaghah,Ulum Al-Quran,Ulum Al-Hadits,Ushul fiqih,Mantiq,dan lain sebagainya. Bagian yang kedua meliputi aqidah fiqih sejarah dan akhlaq. Tetapi kajian keislaman yang di perbincangkan dalm tulisan ini adalah bagian yang terakhir dimana tujuan pembelajarannya secara utuh mengacu kepada tujuan pendidikan.
Dalam materi pendidikan meliputi 3 macam,yaitu sebagai berikut :
1.      Beribadah kepada Allah SWT
2.      Aqidah Tauhid
3.      Akhlaq mulia
b.      Sains sosial dan eksakta
Pembelajaran kedua bidang kajian ini harus disinergikan dengan kajian keislaman dalam rangka mencapai tujuan utama pendidikan utama tersebut. Maka tujuan utama pembelajaran ilmu-ilmu sosial dan eksakta sama dengan tujuan pembelajaran kajian-kajian keislaman ; Perbedaanya hanya terletak pada tujuan kognitif dan psikomotor sedangkan tujuan efektifnya sama. Karakteristik pembelajaran menurut perspektif Al Quran, Ia memiliki pola pembelajaran berbasis keimanan dan ketauhidan dalam semua bidang ilmu. Untuk itu, lembaga pendidikan perlu mencontoh pola pembelajaran seperti ini, terutama lembaga pendidikan islam,agar kesholehan benar-benar tumbuh dan berkembang dalam jiwa para peserta didik. Dalam rangka itu, guru-guru ilmu sosial dan eksakta perlu bersatu dan bersinegri dengan guru-guru ilmu keislaman untuk membangun kesholehan tersebut.[2]
2.      Ayat Al-Qur’an tentang materi pendidikan
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan materi pendidikan adalah Qs. Luqman ayat 12-19 dan Qs. Al-Ghosyiyah ayat 17-20.
Qs. Luqman ayat 12-19
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16) يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (17) وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19)
12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
            Qs.Al-Ghoshiyah ayat 17-20


أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17)
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18)
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19)
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20
   Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
3.      Hadits tentang materi pendidikan
أن سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قال : لَقَدْ كُنْتُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم غُلاَماً فَكُنْتُ أَحْفَظُ عَنْهُ فَمَا يَمْنَعُنِى مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ أَنَّ هَا هُنَا رِجَالاً هُمْ أَسَنُّ مِنِّىرواه مسلم في صحيحه
Artinya : Dari Samurah bin Jundub RA. Berkata : Aku dahulu saat mengikat perjanjian dengan rasulullah SAW masih anak-anak. Tapi aku hafal sesuatu dari beliau. Dan tidaklah menghalangiku untuk mengatakannya kecuali disini itu ada orang yang lebih tua

4.      Tafsir hadits tentang materi pendidikan
a.       Qs. Luqman ayat 12-19
(12).Ayat ini menerangkan bahwa Allah mwnganugrahkan kepada luqman hikmah, yaitu peraaan yang halus,akal pikiran,dan kearifan yang dapat mentampaikannya kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan yang benar menuju kebahagiaan yang abadi.
(13).Allah mengingatkan kepada Rasulullah nasehat yang di berikan luqman kepada putranya ketika ia memberi pelajaran kepadanya. Mempersekutukan Allah dikatakan kedzaliman karena perbuatan itu berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yaitu menyamakan sesuatu yang melimpahkan nikmat dan karunia dengan sesuatu yang tidak sanggup memberikan itu semua.
(14). Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tuanya dengan berusha melaksanakan perintah-perintahnya dan mewujudkan keinginnnya.
(15). Ayat ini menjelaskan seorang anak dilarang menaati ibu bapakya jika mereka memerrintahkannya untuk menyekutuan Allah , yang dia sendiri memang tidak mengetahuinya bahwa Allah mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang pengetahuan manusia, Allah tida mempunyai sekutu. Karena menurut naluri, manusia harus mengesakan tuhan.
(16). Lukman berwasiat kepada anakanya agar beramal dengan baik karena apa yang dilakukan manusia, dari yang bsar sampai yng sekecil-kecilnya, yang tampak dan yang tidak tampak, yang terlihat dan tersembunyi , baik di langit maupun di bumi, pasti diketahui Allah.
(17). Luqman mewasiatkan kepada anaknya hal-hal berikut :
a.    Selalu mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya, sehingga di ridhoi Allah.
b.    Berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang di ridhoi Allah, berusha memberskan jiwa dan mencapai keberuntungan, serta mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa.
c.    selalu bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa, akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang mungkar, baik cbaan itu dalam bentuk kesengangan dan kemegahan, maupun dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan.
(18-19). Ayat ini menerangkan lajutan wasiat luqman kepada anaknya , yaitu agar anaknya berbudi pekerti yang baik, dengan cara :
1.      Jangan sekali-kali bersifat angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain.
2.      Hendaklah berjalan secara wajar , tidak di buat-buat dan keliahatan angkuh atau sombong, dan lembah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya merasa senang dan tentram hatinya.[3]
b.      Qs. Al-Ghosyiyah 17-20
17.Maka,tidakkah manusia merenungkan bagaimana menakjubkannya unta diciptakan oleh allah.tidaklah mereka memperhatikan bagaimana allah menyempurnakan bentuk unta tersebut dan memberinya bebrbagai berlebihan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan lainnya?
18.Tidakkah kalian memperhatikan langit dan berfikir tentang bagaimana atap yang besar ini bisa berdiri tegak tanpa penyangga sedikitpun dan tanpa kekurangan apapun.
19.Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana gunung-gunung itu berdiri tegak dan menancap di permukaan bumi dengan indahnya,hingga terlihat seakan-akan gunung itu seperti jari-jari telunjuk yang bertasbis dan bersaksi kepada allah akan ke esa annya.
20.Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana bumi ini diciptakan dan kemudian dihamparkan permukaanya untuk tempat berlangsungnya hidup manusia dan makhluk-makhluknya.
5.      Penjelasan hadist mengenai materi pendidikan.
1.   Disyariatkan membiasakan anak-anak untuk menghafal sewaktu masih kecil, karena hafalan dimasa kecil iu sangat berkesan dan lekat dalam ingatan
2.   Disyariatkan untuk menanamkan kepada anak-anak sejak kecil untuk menghormati orang yang lebih tua.[4]


6.      Kontekstualisasi ayat dan hadits
1.      Allah memberikan hikmah dan kearifan kepada luqman. Oleh karena itu ia bersyukur dan memanjatkan puji syukur kepadanya.
2.      Bersyukur kepada Allah bukan untuk kepentingannya sendiri , tetapi faedahnya akan di peroleh orang yang bersyukur itu sendiri, karena Allah akan menambah nikmat kepada setiap orang yang bersyukur kepada-Nya.
3.      Memerintahkan agar seorang anak di perintahkan utuk menghafal sesuatu dari mulai ia kecil , karena lebih mudah mengingatnya.[5]














 III.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
2.      Dalam materi pendidikan ada 3 yang harus di pelajari yaitu kajian keislaman , sains sosial , dan eksakta.
Dengan banyak beribadah hati seseorang akan menjadi tenang dan tentram.


















DAFTAR PUSTAKA
 Umar Bukhori,2012.Hadis Tarbawi.Jakarta:Amzah
 Yusuf  Kadar M. 2013.Tafsir Tarbawi.Jakarta:Amzah
 Nazieb Ainun.com
 Departemen Agama RI.2010.Al Qur’an dan Tafsirnya,Jakarta:Lentera A


[1] Ainun Nazieb.com
[2] Dr.Kadar M. Yusuf ,Tafsir Tarbawi,2013,halm 105-111
[3] Departemen Agama RI,Al qur’an dan tafsirnya,2010,halm 547-556
[4] Sulton Aulia.com
[5] Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Tafsirnya,2010,halm 565.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar