Rabu, 30 Desember 2015

INTELEKTUAL-INTELEKTUAL DIMASA DAULAH BANI UMAYYAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN



INTELEKTUAL-INTELEKTUAL DIMASA DAULAH BANI UMAYYAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. H. Mat Solikin, M.Ag



Disusun Oleh :
1.      Aisah Helen Tursina        (1403026080)
2.      Firstda Maulana Fasa      (1403026084)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

I.       Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa peninggalan sejarah sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat kekinian (masyarakat moderen), hal itu mencangkup tentang pembangunannya, sosial budaya, tradisi, politik, hukum juga wacana keilmuannya. Bahkan dasar hukum agama kita yaitu Al-Qur'an dan Hadits sudah dikembangkan sejak zaman Dinasti Bani Umayyah, dimana pada masa keemasannya terdapat banyak sekali ilmuan dan ulama' yang hasil dari temuan atau ijtihadnya sangat berpengaruh bagi peradaban umat Islam, Ilmu Pengetahuan dan hukum yang telah ditemukan oleh orang-orang terdahulu masih bisa kita rasakan manfaatnya sampai sekarang, bahkan hal tersebut telah dikembangkan oleh para ilmuan moderen di Era kita ini.
Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mengkaji ulang wacana keilmuan para pendahulu kita, agar mengingatkan kembali betapa para ilmuan islam sejak dulu sudah sangat berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan di dunia ini, dan pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan makalah kami yang membahas tentang intelektual-intelektual dimasa Daulah Bani Umayah dan pengaruhnya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, kami akan mengungkap intelektualitas pada masa Bani Umayyah dimana pada masa tersebut Islam telah memiliki banyak pemikir, ilmuan, dan para penemu-penemu yang hasil penelitian atau penemuannya bisa kita manfaatkan untuk kemajuan Ilmu pengetahuan di masa kita ini.
 
II.    Rumusan Masalah
A.    Bagaimana Kronologi terbentuknya Dinasti Bani Umayyah?
B.     Wacana keilmuan pada masa Dinasti Bani Umayyah.
C.     Tokoh-tokoh ilmuan Bani Umayyah dan pengaruhnya terhadap Ilmu Pengetahuan modern.
D.     Ilmu Pengetahuan modern yang ditemukan pada masa Bani Umayyah.





III. Pembahasan
A.    Kronologi Terbentuknya Dinasti Bani Umayyah
Umayyah adalah putra dari Abdul Syam dan keturunan Abdul Manaf dimana Hasyim masih keturunan Abdul Manaf dan antara keduanya selalu bertikai dalam memperoleh kekuasaan sehungga sampai pada keturunannya pun tidak pernah ada kekompakan antara keduanya
Selain itu, dalam hal keuangan, sumber-sumber kekayaan dan tenaga manusiapun Mu'awiyah jauh lebih kuat dibandingkan Khalifah Ali. Mu'awiyah juga memiliki sumber-sumber yang kaya di Syiria dan memiliki dukungan yang tangguh dari keluarganya.
Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H./ 660 M. Ali dibunuh oleh salah seorang anggota Khawarij kemudian kedudukan Ali sebagai Khalifah dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara Mu'awiyah semakin kuat maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah Mu'awiyah Bin Abi Sufyan. Disisi lain perjanjian itu menyebabkan Mu'awiyah menjadi penguasa absolute dalam Islam. Tahun 41 H./ 661 M. tahun itu dikenal dalam sejarah sebagai tahun Jama'ah ('Am Jama'ah). Jadi 'Am Jama'ah adalah tahun persatuan antara Hasan dan Mu'awiyah, artinya bahwa antara mereka tidak terjadi perebutan kekuasaan dan mereka berdamai serta menjalankan pemerintahan dalam satu kepemimpinan.
Dengan demikian, berakhirlah apa yang disebut dengan masa Al-Khulafa' Ar-Rasyidin, dan mulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik.[1] Pemerintahan mereka dihitung sejak Hasan Bin Ali meyerahkan kekuasaan pada Mu'awiyah Bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabi'ul Awal 41 H./ 661 M.[2]

B.     Wacana Keilmuan pada masa Dinasti Bani Umayyah
Terjadinya kontak antarbangsa muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukan yang terkenal memiliki tradisi yang luhur, seprti Persia, Mesir, Eropa dan lain sebagainya. Hubungan tersebut melahirkan kreativitas baru yang menakjubkan dibidang seni dan ilmu pengetahuan.
Perhatian terhadap seni sastra juga meningkat pada zaman ini, terbukti dengan lahirnya tokoh-tokoh sastrawan besar. Di bidang kesastraan, muncul para penyair terkenal seperti Umar Bin Abi Rabi'ah, Tuwais, Ibnu Suraih, dan Al-Garidh. Pada masa ini, muncul Sibawaih yang menyusun buku tata bahasa Arab pertama berjudul Al-Kitab, sehingga dia disebut "Bapak Ilmu Nahwu" Arab, karena buku itu menjadi standar awal pengembangan ilmu Nahwu.
Dalam bidang pengetahuan pada masa Dinasti Bani Umayyah, ilmu pengetahuan terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Al-Adab Al-Hadith (Ilmu-ilmu baru) yang meliputi Al-Ulum Al-Islamiyah (Ilmu Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Al-Ulum Al-Lisaniyah, At-Tarikh, dan Al-Jugrafi) Al-Ulum Ad-Dakhiliyah (Ilmu yang diperlukan untuk kemajuan Islam, yang meliputi ilmu kedokteran, Filsafat, Ilmu Pasti, dan Ilmu Eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi), serta Al-Adab Al-Qadamah (Ilmu Lama) yaitu Ilmu yang telah ada pasca zaman Jahiliyah dan Ilmu pada masa Khalifah yang empat, seperti Ilmu Lughah, Sya'ir, Khitobah dan Amthal (Peribahasa).
Sementara itu, Hisyam Bin Abdul Malik (105-125 H./ 724-743 M.) merupakan raja Bani Umayyah yang paling terkenal di bidang Ilmu Pengetahuan, dengan meletakkan perhatian besar pada bidang tersebut.
Dinasti Umayyah meneruskan tradisi kemajuan dalam berbagai bidang yang telah dilakukan pada masa kekuasaan sebelumnya ( Khulafaur Rasyidin). Diantaranya dalam bidang peradaban, Dinasti Umayyah telah menemukan jalan yang lebih luas ke arah pengembangan dan perluasan berbagai bidang Ilmu Pengetahuan, dengan Bahasa Arab sebagai media utamanya.
Adapun beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan Bahasa Arab
Para penguasa Dinasti Umayyah telah menjadikan Islam sebagai daulah atau Negara, kemudian dikutkan dan dikembangkanlah bahasa Arab dalam wilayah kerajaan Islam. Upaya tersebut dilakuakan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha Negara dan pemerintahan, sehingga pembukuan dan surat- menyurat harus menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan nahasa Romawi atau bahasa Persia di daerah-daerah bekas jajahan mereka.   
2.      Marbad, kota pusat kegiatan ilmu
Dinasti umayyah juga mendirikan sebuah kota kecil sebagai pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kota itu dinamakan Marbad, kota satelit dari Damaskus. Di kota Marbad inilah berkumpul para pujangga, filsuf, Ulama', penyair, dan cendekiawan lainnya, sehingga kota ini diberi gelar ukadz-nya (pasar kebanggaan) Islam.
3.      Ilmu Qira'at
Ilmu Qira'at adalah Ilmu Seni baca Al-Qur'an. Ilmu Qira'at merupakan Ilmu Syari'at agama tertua, yang telah dibina sejak zaman Khulafaur Rasyidin. Kemudian, pada masa Dinasti Umayyah, dikembangkan sehingga menjadi cabang Ilmu Syari'at yang sangat penting. Pada masa ini, lahir para ahli Qira'at ternama, seperti Abdullah Bin Qusair dan Ashim Bin Abi Nujud.   
4.      Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur'an sebagai kitab suci, diperlukan interpresasi pemahaman secara komprehensif. Sehingga minat menafsirkan Al-Qur'an dikalangan umat Islam semakin meningkat. Pada masa perintisan Ilmu Tafsir, Ulama' yang membukukan Ilmu Tafsir adalah mujahid (wafat tahun 104 H.)
5.      Ilmu Hadits
Selain Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits juga dikembangkan. Ketika kaum muslimin telah berusaha memahami Al-Qur'an, ternyata ada satu halu yang juga sangat mereka butuhkan, yaitu ucapan-ucapan nabi Muhammad SAW yang dinamakan Hadits.
Oleh karena itu munculah usaha untuk mengumpulkan Hadits sekaligus untuk menyelidiki asal usulnya, sehingga menjadi satu Ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan Ilmu Hadits. Diantara para ahli Hadits yang ermasyhur pada masa Dinasti Umayyah adalah Al-Jauzi Abdurrahhman Bin Amru (wafat than 110 H), Ibnu Abu Malika (119 H), dan Asya'bi Abu Amru Amir Bin Syurrahbil (wafat tahun 104 H).
6.      Ilmu Fiqih
      Setelah Islam menjadi Daulah, maka para penguasa sangat membutuhkan adanya peraturan-peraturan untuk menjadi pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah. Mereka kembali kepada Al-qur'an dan Hadits, sekaligus mengeluarkan Syari'at dan kedua sumber tersebut untuk mengatur pemerintahan dan memimpin rakyat.
Al-Qur'an adalah dasar Fiqih Islam, dan pada zaman ini Ilmu Fiqih telah menjadi satu cabang Ilmu Syari'at yang berdiri sendiri. Diantara para ahli Fiqih terkenal adalah Sa'ud Bin Musib, Abu Bakar Bin Abdurrahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.
7.      Ilmu Nahwu
Pada masa Dinasti Umayyah, karena wilayahnya berkembang secara luas, khusunya ke wilayah diluar Arab, maka Ilmu Nahwu sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan pula bertambahnya orang-orang Ajam (nonArab) yang masuk Islam, sehingga keberadaan Bahasa Arab sangat dibutuhkan oleh karena itu dibukukanlah Ilmu Nahwu, dan berkembanglah satu cabang Ilmu yang penting untuk mempelajari berbagai Ilmu Agama Islam.  
8.      Ilmu Jugrafi dan Tarikh
Jugrafi pada masa Dinasti Umayyah telah bekembang menjadi Ilmu tersendiri. Demikian pula Ilmu Tarikh (ilmu Sejarah), baik sejarah umum maupun sejarah Islam pada khususnya. Adanya pengembangan Dakwah Islam ke daerah-daerah baru yang sangat luas dan jauh menimbulkan gairah untuk mengarang Ilmu Jugrafi (Ilmu Bumi/ Geografi), demikuan pula Ilmu Tarikh. Kedua Ilmu ini lahir pada masa Dinasti Umayyah, yang berkembang menjadi suatu Ilmu yang betul-betul berdiri sendiri pada masa ini.
9.      Usaha Penerjemahan
Untuk kepentingan pembinaa Dakwah Islamiyah pada masa Dinasti Umayyah, dimulai pula penerjemahan buku-buku Ilmu Pengetahuan dari bahasa-bahasa lain kedalam bahasa Arab. Dengan demikian, jelaslah bahwa gerakan penerjemahan telah dimulai pada zaman ini, hanya baru berkembang pesat pada zaman berikutnya, yakni Abbasiyah
Adapun yang mula-mula melakuakn usaha penerjemahan adalah Khalid Bin Yazid, seorang pangeran yang sangat cerdas dan ambisius. Ketika gagal memperoleh kursi kekhalifahan, ia focus dibidang ilmu pengetahuan, diantaranya mengusahakan penerjemahan buku-buku Ilmu Pengetahauan dari bahasa lain kedalam bahasa Arab.
Para ahli Ilmu Pengetahuan yang melakuakan penerjemahan dari berbagai bahasa didatangkan dari Damaskus. Maka, diterjemahkan buku-buku tentang Ilmu an, dan lain-lain. Sedangkan Khalid Bin Yazid adalah seorang ahli dibidang Astronomi.
Demikianlah perkembangan dan kemajuan yang berhasil dicapai oleh Dinasti Umayyah yang telah menjadi embrio bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan pada zaman dinasti Abbasiyah.[3]
C.     Tokoh-tokoh ilmuan Bani Umayyah dan pengaruhnya terhadap Ilmu Pengetahuan moderen
Adapun Ulama-Ulama pada masa Bani Umayyah yang berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan adalah :
No
Bidang Ilmu
Tokoh
1
Kedokteran
1. Khalifah al-Walid telah memberikan sumbangan berupa pemisahan antara ahli tentang penyebab penyakit dengan ahli tentang pengobatan.
2. Khalifah Umar telah memindahkan sekolah kedokteran dari Iskandariah ke Antiokhia dan Harra.
2
Kimia
Khalifah Khalid bin Yazid memerintahkan pnerjemahan buku-buku kedokteran, kimia dan astrologi dari bahasa Yunani dan Kopti ke dalam bahasa Arab.
3
Sejarah/Historiografi
1. Ubaid bin Syarya penulis sejarah dalam bentuk sirah dan maghazi dan telah menginformasikannya ke Muawiyah tentang pemerintahan bangsa Arab terdahulu dan asal usul ras mereka.
2. Muncul tokoh-tokoh sejarah seperti Wahab ibnu Munabbih (w. 728 M), Kaab al-Akhbar (w. 625/654 M).
4
Arsitek
1. Adanya usaha untuk meningkatkan artistik masjid dengan memasukkan seni arsitektur Yunani, Syria dan Persia.
2. Adanya relief di dinding istana dan pemandian Khalifah al-Walid ibn Abd Malik
5
Musik dan Syair
1. Munculnya Said bin Miagah (w. 714 M) orang yang pertama kali memasukkan nyanyian Persia dan Byzantium ke dalam bahasa Arab
2. Munculnya Imran bin Hattan salah seorang penyair masa Umaiyah[4]
 











IV. Penutup
A.    Kesimpulan
Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah berdiri setelah Khalifah Rasyidah yang di tandai dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 H./661 M. Pemerintahan mereka dihitung sejak Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabiul Awwal 41H./661 M.
Pada masa Dinasti Bani Umayyah, ilmu pengetahuan terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Al-Adab Al-Hadith (Ilmu-ilmu baru) yang meliputi Al-Ulum Al-Islamiyah (Ilmu Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Al-Ulum Al-Lisaniyah, At-Tarikh, dan Al-Jugrafi) Al-Ulum Ad-Dakhiliyah (Ilmu yang diperlukan untuk kemajuan Islam, yang meliputi ilmu kedokteran, Filsafat, Ilmu Pasti, dan Ilmu Eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi), serta Al-Adab Al-Qadamah (Ilmu Lama) yaitu Ilmu yang telah ada pasca zaman Jahiliyah dan Ilmu pada masa Khalifah yang empat, seperti Ilmu Lughah, Sya'ir , Khitobah dan Amthal
Adapun beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan Ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan Bahasa Arab
2.      Marbad, kota pusat kegiatan ilmu
3.      Ilmu Qira'at
4.      Ilmu Tafsir
5.      Ilmu Hadits
6.      Ilmu Fiqih
7.      Ilmu Nahwu 
8.      Ilmu Jugrafi dan Tarikh
9.      Usaha Penerjemahan
Sementara itu Ulama-Ulama pada masa Bani Umayyah yang berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan adalah : Mu'awiyah, Abdul Malik, Al Walid, Umar bin Abdul Aziz, dan Hisyam
Ilmu Pengetahuan modern yang ditemukan pada masa Bani Umayyah seperti; ilmu Kedokteran, Kimia, Sejarah atau Historigrafi, Arsitek, Musik dan Sya'ir serta aliran keagamaan.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Istianah, Sejarah Peradaban Islam untuk Perguruan Tinggi Islam dan Umum.
Aizid, Rizem, SEJARAH PERADABAN ISLAM TERLENGKAP, (Yogyakarta : DIVA press, 2015).
Al-Usairy, Ahmad, SEJARAH ISLAM SEJAK NABI ADAM HINGGA ABAD XX, (Jakarta : AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2008).
Syukur, Fatah, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Semarang : PT. Pustaka Riski Putra, 2002).



[1]Fatah Syukur, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Semarang : PT. Pustaka Riski Putra), 2002, hal. 69.           
[2]Ahmad Al-Usairy, SEJARAH ISLAM SEJAK NABI ADAM HINGGA ABAD XX, (Jakarta : AKBARMEDIA EKA SARANA, 2008), hal. 184.
[3]Rizem Aizid, SEJARAH PERADABAN ISLAM TERLENGKAP, (Yogyakarta : DIVA press, 2015), hal. 255 -261.
[4] Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam untuk Perguruan Tinggi Islam dan Umum. Hlm 59
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar