Rabu, 30 Desember 2015

Makalah Kreativitas




MAKALAH
KREATIVITAS
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah     : Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu        : Nikmah rahmawati


31414010_logo_baru_uin_walisongo.jpg

Disusun oleh:
Zainal Arifin                           (1403026083)
Firstda Maulana Fasa              (1403026084)
Mujahidatul Aliyah                 (1403026085)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hiup manusia memang unik masing-masing orang memiliki hazanah hidup yag dipegaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor. Ada faktor orang tua, teman dekat, keluarga, lingkungan, buku, atau guru. Besar kecilnya faktor-faktor tersebut memang tidak sama pada setiap orang. Akan tetapi, satu hal yang jelas, karakteristik dan jalan hidup manusia merupakan jalinan yang saling berkaitan dari beragam faktor tersebut. Hal inilah yang menjadikan setiap orang memiliki hazanah dan pengalaman hidup yang tidak sama.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat dan keahlian tersendiri, baik secara fisik maupun batin. Akan tetapi bakat dan keahlian tersebut banyak yang tidak berkembang atau tidak dieksplorasikan bahkan hilang karena ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu, salah satunya adalah tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya, tidak adanya fasilitas yang bisa membantu mengembangkan bakat tersebut. Akhirnya keahlian yang dimiliki oleh seseorang tidak muncul. Oleh karenanya disini akan dibahas terkait dengan hal itu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari kreativitas?
2.      Apa saja ciri-ciri orang  kreativitas?
3.      Bagaimana cara memupuk kreativitas?




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas
Menurut Juan Huarte, seorang ahli filsafat dari Spanyol, tingkat kecerdasan paling tinggi yang dimiliki manusia adalah True creativity. Dengan kreativitas, manusia mampu menciptakan karya yang tidak pernah dilihat, didengar, diraba, dan dicium sebelumnya.[1]
Kreativitas berasal dari kata to create yang artinya membuat. Dengan kata lain, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau produk. Tetapi devinisi kreatif yang dibakukan akan membekukan kreativitas itu sendiri. Oleh karena itu, dihadapan orang kreatif devinisi atau makna apapun akan dengan mudahnya dimaknainya kembali secara kreatif.
Kendati demikian, demi kebutuhan kita memahami pengantar atau makna-makna dasar dari kreativitas, kita dapat melihat, membaca, memerhatikan, atau merujuk pada pemahaman yang sudah ada pada saat ini. Tanpa harus terpaku dengan devinisi yang ada, kita dapat memahami devinisi-devinisi dari para ahli bidang apapun, untuk dijadikan landasan dalam merumuskan pemaknaan dari kreativitas itu sendiri.
Berdasarkan pertimbangan itu, kita dapat melihat kreativitas ke dalam empat aspek.
1.      Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Menurut Robert Franken, ada tiga dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu (a). Kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik, (b). dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, (c). keinginan untuk memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah yang kemudian membuat seseorang untuk berkreasi. Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.
2.      Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi, melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran, dan kelenturan dalam berpikir.
3.      Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang akan dikaitkan dengan produknya. Maksud dari produk ini bisa dalam pengertian produk pikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam pengertian barang.
4.      Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya atau pada prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya. Menurut Sternberg (dalam Sfifa 2007) seseorang yang kreatif adalah seseorang  yang  dapat berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat  hubugan-hubungan di mana orang lain tidak dapat melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menerjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis sehingga mampu meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.[2]

B.     Ciri-ciri orang Kreatif
1.      Berfikir di luar kotak, itu yang sering dikemukakan oleh orang-orang kreatif. Orang kreatif selalu berfikir "di luar kotak", mereka membuat sesuatu yang tak biasa dan yang bukan lazimnya. Apabila kebanyakan orang berjalan di jalur biasa, orang kreatif bisa saja mengambil jalan yang tidak biasa. Apabila orang lain berjalan di satu arah, orang kreatif berjalan ke segala arah. Orang yang berpikir di luar kotak selalu mengemukakan sesuatu yang tak dipikirkan orang lain.[3]
2.      Tidak pernah takut dengan adanya saingan, bagi seseorang yang kreatif, bersaing adalah hal yang menyenangkan karena dengan adanya saingan berarti bisa berfikir dengan lebih keras lagi dan tidak mau tersaingi, dan apabila tidak ada saingan maka tidak akan pernah ada perbandingan. Orang yang takut bersaing berarti bukan orang yang kreatif.
3.      Selalu berfikir menggunakan otak kanan, dengan kita menjalankan otak kanan maka keberanianlah yang akan muncul dalam diri kita.[4]
4.      Memiliki pandangan pibadi, orang-orang kreatif memiliki pandangan pribadi mereka sendiri untuk dunia yang diperhatikannya. Mereka cenderung melihat dan bereaksi terhadap hal-hal yang berbeda dan mereka bahkan cenderung untuk mendapatkan semangat atas hal-hal yang menurut orang lain belum tentu berharga.
5.      Suka tantangan, orang-orang kreatif selalu suka dengan tantangan. Mereka dapat dengan mudah memikirkan cara-cara untuk memecahkan situasi yang sulit, karena kesulitan yang sedang mereka hadapi itu akan merangsang pikiran artistik mereka.[5]
Pada umumnya kegagalan menjadi orang kreatif dan inovatif disebabkan oleh ketidakseriusan kita untuk menjadi yang lebih baik, kekuatan seseorang yang kreatif dan inovatif datangnya dari diri sendiri, serta ide yang realitis itu bukan dari orang lain.

C.              Memupuk kreativitas
Menurut Teresa Amabile, ada tiga bahan dasar untuk memupuk kreatvitas. Bahan pertama dan terpenting adalah Keahlian dalam bidang khusus, atau keterampilan dalam hal tertentu. Keterampilan ini merupakan penguasaan dasar dalam suatu bidang. Jadi, dasar utama untuk menjadi kreatif adalah bisa menguasai bidang tertentu. Banyak orang yang memiliki kecenderungan terhadap sesuatu, bakat adalah kecenderungan alamiah untuk mampu menghasilkan karya besar dalam bidang tertentu. Akan tetapi, tanpa pelatihan dalam keterampilan dalam suatu bidang, bakat yang paling menjanjikan sekalipun akan luntur. Sebaliknya, dengan pengembangan keterampilan yang layak, bakat yang biasa-biasa saja bisa menjadi basis bagi kretivitas.
Bahan kedua adalah keterampilan berpikir kreatif, yaitu cara mendekati dunia yang memungkinkan untuk menemukan kemungkinan baru dan mewujudkannya hingga pelaksanaan akhir. Keterampilan berpikir kreatif ini mencakup kemampuan untuk membayangkan tentang kemungkinan yang beragam, seperti tekun dalam menangani persoalan, dan memiliki standar kerja yang tinggi. Hal ini juga mencakup kemampuan untuk membalik sesuatu dalam pikiran.
Unsur atau bahan ketiga atau bahan terakhir yang berfungsi untuk mematangkan kreativitas adalah kecintaan. Istilah psikologisnya adalah motivasi intrinsik, yaitu dorongan untuk melakukan sesuatu semata demi kesenangan melakukannya, bukan karena hadiah atau kompensasi. Motivasi ekstrinsik membuat seseorang melakukan sesuatu bukan karena dia menginginkannya, tetapi karena melihatnya sebagai sebuah keharusan. Kreativitas mulai matang ketika seseorang termotivasi murni oleh kesenangan pada apa yang mereka lakukan. Ilmuwan yang paling sukses dan inovatif tidak selalu yang paling berbakat, tetapi ilmuwan yang didorong oleh rasa ingin tahu yang besar. Sampai pada tngkat tertentu, kecintaan yang kuat bisa mengimbangi kuatnya bakat. kecintaan menjadi dasar yang kemudian memunculkan ketekunan, orang yang peduli dengan kecintaan yang dalam tentang apa yang mereka lakukan tidak akan gampang menyerah. Jika seseorang bertahan dalam inovasinya, mereka akan terus maju. Seperti kata Edison, "Kegigihan merupakan kejeniusan tersendiri".
Dengan demikian, hal penting yang harus diusahakan secara terus menerus untuk memicu keberhasilan adalah membangun kreativitas diri secara maksimal. Dengan cara ini, maka bakat yang telah tergalih dapat diexplorasi dengan baik[6].













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi, melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran, dan kelenturan dalam berpikir.
Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang akan dikaitkan dengan produknya.
Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya atau pada prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya.
Ciri-ciri orang Kreatif, Berfikir di luar kotak, Tidak pernah takut dengan adanya saingan, Selalu berfikir menggunakan otak kanan, Memiliki pandangan pibadi, Suka tantangan.
tiga bahan dasar untuk memupuk kreatvitas. Bahan pertama dan terpenting adalah Keahlian dalam bidang khusus, Bahan kedua adalah keterampilan berpikir kreatif, Unsur atau bahan ketiga atau bahan terakhir yang berfungsi untuk mematangkan kreativitas adalah kecintaan.

B.     Kritik dan saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, dan kami sadar bahwa penulisan ini banyak terjadi kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar kedepannya lebih baik.







DAFTAR PUSTAKA
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013
Ngainun Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009.
Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press, 2014.  
http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012 diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 21.22 pm.
http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada tanggal 25 oktober 2015, pukul 21.16 pm



[1]Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press, 2014, hal 16
[2]Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013, hal 17-20.
[3]http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012 diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 21.22 pm.
[4]http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada tanggal 25 oktober 2015, pukul 21.16 pm
[6]Ngainun Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009, hal 247-249  

1 komentar:

  1. setiap manusia mengekspresikan kreatifitasnya dengan cara yang berbeda beda. seni tak kenal batas

    BalasHapus