I. MATERI PENDIDIKAN
pendPENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ada lima unsur saling
berkaitan antara satu dengan lainnya yang tidak boleh diabaikan dalam
penyelenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan sebagaimana yang telah
dibahas,materi,metode,alat atau media, dan evaluasi. Satu diantara empat elemen
yang dapat mengantarkan siswa kepada tujuan pendidikan itu adalah materi
pembelajaran. Mereka itulah yang mesti diolah bersama elemen lainnya agar tujuan
pembelajaran dapat diraih.
Perbincangan Al-Qur’an
mengenai ilmu pengetahuan mencakup semua bidang kajian , mulai kajian-kajian
keislaman sampai kepada sains sosial dan eksakta. Perbincangan kitab suci ini
mengenai bidang ilmu pengetahuan tersebut berorientasi kepada tujuan yang sama
yaitu melahirkan peserta didik yang beriman , sholeh , dan bertaqwa kepada
Allah SWT.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian materi pendidikan ?
2. Apa
ayat Al-Qur’an tentang materi pendidikan ?
3. Apa
hadits tentang materi pendidikan ?
4. Bagaimana
tafsir Al-Qur’an tentang materi pendidikn ?
5. Bagaimana
penjelasan hadits tentang materi pendidikan ?
6. Bagaimna
kontektualisasi ayat dan hadits tentang materi pendidikan ?
II.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
materi pendidikan
Secara
garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pendidikan (pembelajaran) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan
pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator.[1]
Dapat ditegaskan bahwa
secara umum terdapat tiga materi yang dapat menghasilkan out put pendidikan
seperti yang di inginkan , ketiga materi itu adalah :
a. Kajian
keislaman
Kajian keislaman mencakup banyak bidang
ilmu. Secara umum, ia dapat di kategorikan kepada dua macam,yaitu ilmu-ilmu
alat yang diperlukan dalam memahami islam dan ilmu-ilmu sebagai prinsip dan
pedoman dalam menjalani kehidupan ini. Bagian pertama meliputi ilmu-ilmu bahasa
Arab seperti, Nahwu,Sharaf,dan Balaghah,Ulum Al-Quran,Ulum Al-Hadits,Ushul
fiqih,Mantiq,dan lain sebagainya. Bagian yang kedua meliputi aqidah fiqih
sejarah dan akhlaq. Tetapi kajian keislaman yang di perbincangkan dalm tulisan
ini adalah bagian yang terakhir dimana tujuan pembelajarannya secara utuh
mengacu kepada tujuan pendidikan.
Dalam materi pendidikan meliputi 3
macam,yaitu sebagai berikut :
1. Beribadah
kepada Allah SWT
2. Aqidah
Tauhid
3. Akhlaq
mulia
b. Sains
sosial dan eksakta
Pembelajaran kedua bidang kajian ini
harus disinergikan dengan kajian keislaman dalam rangka mencapai tujuan utama
pendidikan utama tersebut. Maka tujuan utama pembelajaran ilmu-ilmu sosial dan
eksakta sama dengan tujuan pembelajaran kajian-kajian keislaman ; Perbedaanya
hanya terletak pada tujuan kognitif dan psikomotor sedangkan tujuan efektifnya
sama. Karakteristik pembelajaran menurut perspektif Al Quran, Ia memiliki pola
pembelajaran berbasis keimanan dan ketauhidan dalam semua bidang ilmu. Untuk
itu, lembaga pendidikan perlu mencontoh pola pembelajaran seperti ini, terutama
lembaga pendidikan islam,agar kesholehan benar-benar tumbuh dan berkembang
dalam jiwa para peserta didik. Dalam rangka itu, guru-guru ilmu sosial dan
eksakta perlu bersatu dan bersinegri dengan guru-guru ilmu keislaman untuk
membangun kesholehan tersebut.[2]
2. Ayat
Al-Qur’an tentang materi pendidikan
Ayat Al-Qur’an yang
berhubungan dengan materi pendidikan adalah Qs. Luqman ayat 12-19 dan Qs. Al-Ghosyiyah
ayat 17-20.
Qs.
Luqman ayat 12-19
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ
غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا
بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
(14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ
مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ (15) يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ
فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا
اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16) يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ
إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (17) وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ
فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ
الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19)
12. Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. Dan (ingatlah)
ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".
14. Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
16. (Lukman berkata):
"Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
17. Hai anakku,
dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).
18. Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah
kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara
ialah suara keledai.
Qs.Al-Ghoshiyah ayat 17-20
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17)
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18)
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19)
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
3. Hadits
tentang materi pendidikan
أن سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قال : لَقَدْ كُنْتُ
عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم غُلاَماً فَكُنْتُ أَحْفَظُ
عَنْهُ فَمَا يَمْنَعُنِى مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ أَنَّ هَا هُنَا رِجَالاً هُمْ
أَسَنُّ مِنِّىرواه مسلم في صحيحه
Artinya
: Dari Samurah bin Jundub RA. Berkata : Aku dahulu saat mengikat perjanjian
dengan rasulullah SAW masih anak-anak. Tapi aku hafal sesuatu dari beliau. Dan
tidaklah menghalangiku untuk mengatakannya kecuali disini itu ada orang yang
lebih tua
4. Tafsir
hadits tentang materi pendidikan
a. Qs.
Luqman ayat 12-19
(12).Ayat ini menerangkan bahwa Allah
mwnganugrahkan kepada luqman hikmah, yaitu peraaan yang halus,akal pikiran,dan
kearifan yang dapat mentampaikannya kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan
yang benar menuju kebahagiaan yang abadi.
(13).Allah mengingatkan kepada
Rasulullah nasehat yang di berikan luqman kepada putranya ketika ia memberi
pelajaran kepadanya. Mempersekutukan Allah dikatakan kedzaliman karena
perbuatan itu berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yaitu
menyamakan sesuatu yang melimpahkan nikmat dan karunia dengan sesuatu yang
tidak sanggup memberikan itu semua.
(14). Allah memerintahkan kepada manusia
agar berbakti kepada kedua orang tuanya dengan berusha melaksanakan
perintah-perintahnya dan mewujudkan keinginnnya.
(15). Ayat ini menjelaskan seorang anak
dilarang menaati ibu bapakya jika mereka memerrintahkannya untuk menyekutuan
Allah , yang dia sendiri memang tidak mengetahuinya bahwa Allah mempunyai
sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang pengetahuan manusia,
Allah tida mempunyai sekutu. Karena menurut naluri, manusia harus mengesakan
tuhan.
(16). Lukman berwasiat kepada anakanya
agar beramal dengan baik karena apa yang dilakukan manusia, dari yang bsar
sampai yng sekecil-kecilnya, yang tampak dan yang tidak tampak, yang terlihat
dan tersembunyi , baik di langit maupun di bumi, pasti diketahui Allah.
(17). Luqman mewasiatkan kepada anaknya
hal-hal berikut :
a. Selalu mendirikan sholat dengan
sebaik-baiknya, sehingga di ridhoi Allah.
b. Berusaha mengajak manusia mengerjakan
perbuatan-perbuatan baik yang di ridhoi Allah, berusha memberskan jiwa dan
mencapai keberuntungan, serta mencegah mereka agar tidak mengerjakan
perbuatan-perbuatan dosa.
c. selalu bersabar dan tabah terhadap segala
macam cobaan yang menimpa, akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan
meninggalkan perbuatan yang mungkar, baik cbaan itu dalam bentuk kesengangan
dan kemegahan, maupun dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan.
(18-19).
Ayat ini menerangkan lajutan wasiat luqman kepada anaknya , yaitu agar anaknya
berbudi pekerti yang baik, dengan cara :
1.
Jangan sekali-kali
bersifat angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain.
2.
Hendaklah berjalan
secara wajar , tidak di buat-buat dan keliahatan angkuh atau sombong, dan
lembah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya
merasa senang dan tentram hatinya.[3]
b. Qs.
Al-Ghosyiyah 17-20
17.Maka,tidakkah manusia merenungkan
bagaimana menakjubkannya unta diciptakan oleh allah.tidaklah mereka
memperhatikan bagaimana allah menyempurnakan bentuk unta tersebut dan
memberinya bebrbagai berlebihan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan lainnya?
18.Tidakkah kalian memperhatikan
langit dan berfikir tentang bagaimana atap yang besar ini bisa berdiri tegak
tanpa penyangga sedikitpun dan tanpa kekurangan apapun.
19.Tidakkah mereka memperhatikan
bagaimana gunung-gunung itu berdiri tegak dan menancap di permukaan bumi dengan
indahnya,hingga terlihat seakan-akan gunung itu seperti jari-jari telunjuk yang
bertasbis dan bersaksi kepada allah akan ke esa annya.
20.Tidakkah mereka memperhatikan
bagaimana bumi ini diciptakan dan kemudian dihamparkan permukaanya untuk tempat
berlangsungnya hidup manusia dan makhluk-makhluknya.
5. Penjelasan
hadist mengenai materi pendidikan.
1. Disyariatkan membiasakan anak-anak
untuk menghafal sewaktu masih kecil, karena hafalan dimasa kecil iu sangat
berkesan dan lekat dalam ingatan
2. Disyariatkan untuk menanamkan kepada
anak-anak sejak kecil untuk menghormati orang yang lebih tua.[4]
6. Kontekstualisasi
ayat dan hadits
1. Allah
memberikan hikmah dan kearifan kepada luqman. Oleh karena itu ia bersyukur dan
memanjatkan puji syukur kepadanya.
2. Bersyukur
kepada Allah bukan untuk kepentingannya sendiri , tetapi faedahnya akan di
peroleh orang yang bersyukur itu sendiri, karena Allah akan menambah nikmat
kepada setiap orang yang bersyukur kepada-Nya.
3. Memerintahkan
agar seorang anak di perintahkan utuk menghafal sesuatu dari mulai ia kecil ,
karena lebih mudah mengingatnya.[5]
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Materi
pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat
penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran.
2.
Dalam
materi pendidikan ada 3 yang harus di pelajari yaitu kajian keislaman , sains
sosial , dan eksakta.
Dengan banyak
beribadah hati seseorang akan menjadi tenang dan tentram.
DAFTAR PUSTAKA
Umar Bukhori,2012.Hadis Tarbawi.Jakarta:Amzah
Yusuf
Kadar M. 2013.Tafsir Tarbawi.Jakarta:Amzah
Nazieb Ainun.com
Departemen
Agama RI.2010.Al Qur’an dan Tafsirnya,Jakarta:Lentera A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar