MAKALAH
KREATIVITAS
Disusun guna
memenuhi tugas
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Nikmah rahmawati
Disusun oleh:
Zainal Arifin (1403026083)
Firstda Maulana
Fasa (1403026084)
Mujahidatul
Aliyah (1403026085)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hiup manusia memang unik masing-masing orang memiliki hazanah hidup
yag dipegaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor. Ada faktor orang tua, teman
dekat, keluarga, lingkungan, buku, atau guru. Besar kecilnya faktor-faktor tersebut
memang tidak sama pada setiap orang. Akan tetapi, satu hal yang jelas,
karakteristik dan jalan hidup manusia merupakan jalinan yang saling berkaitan
dari beragam faktor tersebut. Hal inilah yang menjadikan setiap orang memiliki
hazanah dan pengalaman hidup yang tidak sama.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat dan keahlian tersendiri,
baik secara fisik maupun batin. Akan tetapi bakat dan keahlian tersebut banyak
yang tidak berkembang atau tidak dieksplorasikan bahkan hilang karena ada
beberapa faktor yang menyebabkan hal itu, salah satunya adalah tidak adanya
dukungan dari lingkungan sekitarnya, tidak adanya fasilitas yang bisa membantu
mengembangkan bakat tersebut. Akhirnya keahlian yang dimiliki oleh seseorang
tidak muncul. Oleh karenanya disini akan dibahas terkait dengan hal itu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
dari kreativitas?
2.
Apa saja
ciri-ciri orang kreativitas?
3.
Bagaimana cara
memupuk kreativitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Menurut Juan Huarte, seorang ahli filsafat dari Spanyol, tingkat
kecerdasan paling tinggi yang dimiliki manusia adalah True creativity.
Dengan kreativitas, manusia mampu menciptakan karya yang tidak pernah dilihat,
didengar, diraba, dan dicium sebelumnya.[1]
Kreativitas berasal dari kata to create yang artinya
membuat. Dengan kata lain, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk membuat
sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau produk. Tetapi devinisi
kreatif yang dibakukan akan membekukan kreativitas itu sendiri. Oleh karena
itu, dihadapan orang kreatif devinisi atau makna apapun akan dengan mudahnya
dimaknainya kembali secara kreatif.
Kendati demikian, demi kebutuhan kita memahami pengantar atau
makna-makna dasar dari kreativitas, kita dapat melihat, membaca, memerhatikan,
atau merujuk pada pemahaman yang sudah ada pada saat ini. Tanpa harus terpaku
dengan devinisi yang ada, kita dapat memahami devinisi-devinisi dari para ahli
bidang apapun, untuk dijadikan landasan dalam merumuskan pemaknaan dari
kreativitas itu sendiri.
Berdasarkan pertimbangan itu, kita dapat melihat kreativitas ke
dalam empat aspek.
1.
Kreativitas itu
dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri individu.
Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Menurut
Robert Franken, ada tiga dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu (a).
Kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik, (b).
dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, (c). keinginan untuk memecahkan
masalah. Ketiga dorongan itulah yang kemudian membuat seseorang untuk
berkreasi. Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai
sebuah energi atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan
tindakan tertentu.
2.
Kreativitas
dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi, melakukan
sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran, dan
kelenturan dalam berpikir.
3.
Kreativitas
adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang akan
dikaitkan dengan produknya. Maksud dari produk ini bisa dalam pengertian produk
pikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam pengertian barang.
4.
Kreativitas dimaknai
sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya atau pada
prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya. Menurut
Sternberg (dalam Sfifa 2007) seseorang yang kreatif adalah seseorang yang dapat
berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat hubugan-hubungan di mana orang lain tidak
dapat melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri
serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menerjemahkan
teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis sehingga mampu
meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.[2]
B.
Ciri-ciri orang
Kreatif
1.
Berfikir di
luar kotak, itu yang sering dikemukakan oleh orang-orang kreatif. Orang kreatif
selalu berfikir "di luar kotak", mereka membuat sesuatu yang tak
biasa dan yang bukan lazimnya. Apabila kebanyakan orang berjalan di jalur
biasa, orang kreatif bisa saja mengambil jalan yang tidak biasa. Apabila orang
lain berjalan di satu arah, orang kreatif berjalan ke segala arah. Orang yang
berpikir di luar kotak selalu mengemukakan sesuatu yang tak dipikirkan orang
lain.[3]
2.
Tidak pernah
takut dengan adanya saingan, bagi seseorang yang kreatif, bersaing adalah hal
yang menyenangkan karena dengan adanya saingan berarti bisa berfikir dengan
lebih keras lagi dan tidak mau tersaingi, dan apabila tidak ada saingan maka
tidak akan pernah ada perbandingan. Orang yang takut bersaing berarti bukan
orang yang kreatif.
3.
Selalu berfikir
menggunakan otak kanan, dengan kita menjalankan otak kanan maka keberanianlah
yang akan muncul dalam diri kita.[4]
4.
Memiliki
pandangan pibadi, orang-orang kreatif memiliki pandangan pribadi mereka sendiri
untuk dunia yang diperhatikannya. Mereka cenderung melihat dan bereaksi
terhadap hal-hal yang berbeda dan mereka bahkan cenderung untuk mendapatkan
semangat atas hal-hal yang menurut orang lain belum tentu berharga.
5.
Suka tantangan,
orang-orang kreatif selalu suka dengan tantangan. Mereka dapat dengan mudah
memikirkan cara-cara untuk memecahkan situasi yang sulit, karena kesulitan yang
sedang mereka hadapi itu akan merangsang pikiran artistik mereka.[5]
Pada umumnya kegagalan menjadi orang kreatif dan inovatif
disebabkan oleh ketidakseriusan kita untuk menjadi yang lebih baik, kekuatan
seseorang yang kreatif dan inovatif datangnya dari diri sendiri, serta ide yang
realitis itu bukan dari orang lain.
C.
Memupuk
kreativitas
Menurut Teresa Amabile, ada tiga bahan dasar untuk memupuk
kreatvitas. Bahan pertama dan terpenting adalah Keahlian dalam bidang
khusus, atau keterampilan dalam hal tertentu. Keterampilan ini merupakan
penguasaan dasar dalam suatu bidang. Jadi, dasar utama untuk menjadi kreatif
adalah bisa menguasai bidang tertentu. Banyak orang yang memiliki kecenderungan
terhadap sesuatu, bakat adalah kecenderungan alamiah untuk mampu menghasilkan
karya besar dalam bidang tertentu. Akan tetapi, tanpa pelatihan dalam
keterampilan dalam suatu bidang, bakat yang paling menjanjikan sekalipun akan
luntur. Sebaliknya, dengan pengembangan keterampilan yang layak, bakat yang
biasa-biasa saja bisa menjadi basis bagi kretivitas.
Bahan kedua adalah keterampilan berpikir kreatif, yaitu cara
mendekati dunia yang memungkinkan untuk menemukan kemungkinan baru dan
mewujudkannya hingga pelaksanaan akhir. Keterampilan berpikir kreatif ini
mencakup kemampuan untuk membayangkan tentang kemungkinan yang beragam, seperti
tekun dalam menangani persoalan, dan memiliki standar kerja yang tinggi. Hal
ini juga mencakup kemampuan untuk membalik sesuatu dalam pikiran.
Unsur atau bahan ketiga atau bahan terakhir yang berfungsi
untuk mematangkan kreativitas adalah kecintaan. Istilah psikologisnya adalah motivasi
intrinsik, yaitu dorongan untuk melakukan sesuatu semata demi kesenangan
melakukannya, bukan karena hadiah atau kompensasi. Motivasi ekstrinsik membuat
seseorang melakukan sesuatu bukan karena dia menginginkannya, tetapi karena
melihatnya sebagai sebuah keharusan. Kreativitas mulai matang ketika seseorang
termotivasi murni oleh kesenangan pada apa yang mereka lakukan. Ilmuwan yang
paling sukses dan inovatif tidak selalu yang paling berbakat, tetapi ilmuwan
yang didorong oleh rasa ingin tahu yang besar. Sampai pada tngkat tertentu,
kecintaan yang kuat bisa mengimbangi kuatnya bakat. kecintaan menjadi dasar
yang kemudian memunculkan ketekunan, orang yang peduli dengan kecintaan yang
dalam tentang apa yang mereka lakukan tidak akan gampang menyerah. Jika
seseorang bertahan dalam inovasinya, mereka akan terus maju. Seperti kata
Edison, "Kegigihan merupakan kejeniusan tersendiri".
Dengan demikian, hal penting yang harus diusahakan secara terus
menerus untuk memicu keberhasilan adalah membangun kreativitas diri secara
maksimal. Dengan cara ini, maka bakat yang telah tergalih dapat diexplorasi
dengan baik[6].
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang
ada dalam diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola
informasi, melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam
kelancaran, dan kelenturan dalam berpikir.
Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap
kreativitas seseorang akan dikaitkan dengan produknya.
Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan
pada produknya atau pada prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada
individunya.
Ciri-ciri orang Kreatif, Berfikir di luar kotak, Tidak pernah takut
dengan adanya saingan, Selalu berfikir menggunakan otak kanan, Memiliki
pandangan pibadi, Suka tantangan.
tiga bahan dasar untuk memupuk kreatvitas. Bahan pertama dan
terpenting adalah Keahlian dalam bidang khusus, Bahan kedua adalah
keterampilan berpikir kreatif, Unsur atau bahan ketiga atau bahan
terakhir yang berfungsi untuk mematangkan kreativitas adalah kecintaan.
B.
Kritik dan
saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, dan kami sadar bahwa
penulisan ini banyak terjadi kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif,
Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013
Ngainun Naim, Menjadi guru yang
inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009.
Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press,
2014.
http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012
diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 21.22 pm.
http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada
tanggal 25 oktober 2015, pukul 21.16 pm
http://www.lingkarmerah.com/2015/03/ciri-ciri-orang-memiliki-ide-kreatif
diakses pada 26 oktober 2015 pukul 11.54
[2]Momon Sudarma, Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013, hal 17-20.
[3]http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012
diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 21.22 pm.
[4]http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada
tanggal 25 oktober 2015, pukul 21.16 pm
[5]http://www.lingkarmerah.com/2015/03/ciri-ciri-orang-memiliki-ide-kreatif
diakses pada 26 oktober 2015 pukul 11.54 am
[6]Ngainun
Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009,
hal 247-249
setiap manusia mengekspresikan kreatifitasnya dengan cara yang berbeda beda. seni tak kenal batas
BalasHapus