MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Dr. H. Mat Solikin, M.Ag
Disusun
Oleh :
1.
Aisah Helen Tursina (1403026080)
2.
Firstda Maulana Fasa (1403026084)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
Latar Belakang
Seperti yang
telah kita ketahui bahwa peninggalan sejarah sangat berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat kekinian (masyarakat moderen), hal itu mencangkup tentang pembangunannya,
sosial budaya, tradisi, politik, hukum juga wacana keilmuannya. Bahkan dasar hukum agama kita yaitu
Al-Qur'an dan Hadits sudah dikembangkan sejak zaman Dinasti Bani Umayyah,
dimana pada masa keemasannya terdapat banyak sekali ilmuan dan ulama' yang
hasil dari temuan atau ijtihadnya sangat berpengaruh bagi peradaban umat Islam,
Ilmu Pengetahuan dan hukum yang telah ditemukan oleh orang-orang
terdahulu masih bisa kita rasakan manfaatnya sampai sekarang, bahkan hal
tersebut telah dikembangkan oleh para ilmuan moderen di Era kita ini.
Oleh karena itu
perlu bagi kita untuk mengkaji ulang wacana keilmuan para pendahulu kita, agar
mengingatkan kembali betapa para ilmuan islam sejak dulu sudah sangat berjasa
dalam kemajuan ilmu pengetahuan di dunia ini, dan pada kesempatan
kali ini kami akan menyampaikan makalah kami yang membahas tentang
intelektual-intelektual dimasa Daulah Bani Umayah dan pengaruhnya terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan, kami akan mengungkap intelektualitas pada masa Bani
Umayyah dimana pada masa tersebut Islam telah memiliki banyak pemikir, ilmuan,
dan para penemu-penemu yang hasil penelitian atau penemuannya bisa kita
manfaatkan untuk kemajuan Ilmu pengetahuan di masa kita ini.
II.
Rumusan Masalah
A. Bagaimana Kronologi terbentuknya Dinasti
Bani Umayyah?
B. Wacana keilmuan pada masa Dinasti
Bani Umayyah.
C. Tokoh-tokoh ilmuan Bani Umayyah dan
pengaruhnya terhadap Ilmu Pengetahuan modern.
D.
Ilmu
Pengetahuan modern yang ditemukan pada masa Bani Umayyah.
III. Pembahasan
A.
Kronologi
Terbentuknya Dinasti Bani Umayyah
Umayyah
adalah putra dari Abdul Syam dan keturunan Abdul Manaf dimana Hasyim masih
keturunan Abdul Manaf dan antara keduanya selalu bertikai dalam memperoleh
kekuasaan sehungga sampai pada keturunannya pun tidak pernah ada kekompakan antara
keduanya
Selain
itu, dalam hal keuangan, sumber-sumber kekayaan dan tenaga manusiapun Mu'awiyah
jauh lebih kuat dibandingkan Khalifah Ali. Mu'awiyah juga memiliki
sumber-sumber yang kaya di Syiria dan memiliki dukungan yang tangguh dari
keluarganya.
Pada
tanggal 20 Ramadhan 40 H./ 660 M. Ali dibunuh oleh salah seorang anggota
Khawarij kemudian kedudukan Ali sebagai Khalifah dijabat oleh anaknya Hasan
selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara Mu'awiyah
semakin kuat maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat
mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah
Mu'awiyah Bin Abi Sufyan. Disisi lain perjanjian itu menyebabkan Mu'awiyah
menjadi penguasa absolute dalam Islam. Tahun 41 H./ 661 M. tahun itu dikenal
dalam sejarah sebagai tahun Jama'ah ('Am Jama'ah). Jadi 'Am Jama'ah
adalah tahun persatuan antara Hasan dan Mu'awiyah, artinya bahwa antara mereka
tidak terjadi perebutan kekuasaan dan mereka berdamai serta menjalankan
pemerintahan dalam satu kepemimpinan.
Dengan
demikian, berakhirlah apa yang disebut dengan masa Al-Khulafa' Ar-Rasyidin, dan
mulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik.[1]
Pemerintahan mereka dihitung sejak Hasan Bin Ali meyerahkan kekuasaan pada
Mu'awiyah Bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabi'ul Awal 41 H./ 661 M.[2]
B.
Wacana
Keilmuan pada masa Dinasti Bani Umayyah
Terjadinya
kontak antarbangsa muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukan yang terkenal
memiliki tradisi yang luhur, seprti Persia, Mesir, Eropa dan lain sebagainya.
Hubungan tersebut melahirkan kreativitas baru yang menakjubkan dibidang seni
dan ilmu pengetahuan.
Perhatian
terhadap seni sastra juga meningkat pada zaman ini, terbukti dengan lahirnya
tokoh-tokoh sastrawan besar. Di bidang kesastraan, muncul para penyair terkenal
seperti Umar Bin Abi Rabi'ah, Tuwais, Ibnu Suraih, dan Al-Garidh. Pada masa
ini, muncul Sibawaih yang menyusun buku tata bahasa Arab pertama berjudul Al-Kitab,
sehingga dia disebut "Bapak Ilmu Nahwu" Arab, karena buku itu menjadi
standar awal pengembangan ilmu Nahwu.
Dalam
bidang pengetahuan pada masa Dinasti Bani Umayyah, ilmu pengetahuan terbagi
menjadi beberapa bagian, yakni Al-Adab Al-Hadith (Ilmu-ilmu baru) yang
meliputi Al-Ulum Al-Islamiyah (Ilmu Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Al-Ulum
Al-Lisaniyah, At-Tarikh, dan Al-Jugrafi) Al-Ulum Ad-Dakhiliyah (Ilmu
yang diperlukan untuk kemajuan Islam, yang meliputi ilmu kedokteran, Filsafat,
Ilmu Pasti, dan Ilmu Eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi), serta
Al-Adab Al-Qadamah (Ilmu Lama) yaitu Ilmu yang telah ada pasca zaman
Jahiliyah dan Ilmu pada masa Khalifah yang empat, seperti Ilmu Lughah, Sya'ir,
Khitobah dan Amthal (Peribahasa).
Sementara
itu, Hisyam Bin Abdul Malik (105-125 H./ 724-743 M.) merupakan raja Bani
Umayyah yang paling terkenal di bidang Ilmu Pengetahuan, dengan meletakkan
perhatian besar pada bidang tersebut.
Dinasti
Umayyah meneruskan tradisi kemajuan dalam berbagai bidang yang telah dilakukan
pada masa kekuasaan sebelumnya ( Khulafaur Rasyidin). Diantaranya dalam bidang
peradaban, Dinasti Umayyah telah menemukan jalan yang lebih luas ke arah
pengembangan dan perluasan berbagai bidang Ilmu Pengetahuan, dengan Bahasa Arab
sebagai media utamanya.
Adapun
beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai
berikut:
1.
Pengembangan
Bahasa Arab
Para penguasa Dinasti Umayyah telah
menjadikan Islam sebagai daulah atau Negara, kemudian dikutkan dan
dikembangkanlah bahasa Arab dalam wilayah kerajaan Islam. Upaya tersebut
dilakuakan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha
Negara dan pemerintahan, sehingga pembukuan dan surat- menyurat harus
menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan nahasa Romawi atau bahasa
Persia di daerah-daerah bekas jajahan mereka.
2.
Marbad,
kota pusat kegiatan ilmu
Dinasti umayyah juga mendirikan
sebuah kota kecil sebagai pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kota
itu dinamakan Marbad, kota satelit dari Damaskus. Di kota Marbad inilah
berkumpul para pujangga, filsuf, Ulama', penyair, dan cendekiawan lainnya,
sehingga kota ini diberi gelar ukadz-nya (pasar kebanggaan) Islam.
3. Ilmu Qira'at
Ilmu Qira'at adalah Ilmu Seni baca
Al-Qur'an. Ilmu Qira'at merupakan Ilmu Syari'at agama tertua, yang telah dibina
sejak zaman Khulafaur Rasyidin. Kemudian, pada masa Dinasti Umayyah,
dikembangkan sehingga menjadi cabang Ilmu Syari'at yang sangat penting. Pada
masa ini, lahir para ahli Qira'at ternama, seperti Abdullah Bin Qusair dan
Ashim Bin Abi Nujud.
4. Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur'an sebagai
kitab suci, diperlukan interpresasi pemahaman secara komprehensif. Sehingga
minat menafsirkan Al-Qur'an dikalangan umat Islam semakin meningkat. Pada masa
perintisan Ilmu Tafsir, Ulama' yang membukukan Ilmu Tafsir adalah mujahid
(wafat tahun 104 H.)
5.
Ilmu
Hadits
Selain Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits juga
dikembangkan. Ketika kaum muslimin telah berusaha memahami Al-Qur'an, ternyata
ada satu halu yang juga sangat mereka butuhkan, yaitu ucapan-ucapan nabi
Muhammad SAW yang dinamakan Hadits.
Oleh karena itu munculah usaha untuk
mengumpulkan Hadits sekaligus untuk menyelidiki asal usulnya, sehingga menjadi
satu Ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan Ilmu Hadits. Diantara para ahli
Hadits yang ermasyhur pada masa Dinasti Umayyah adalah Al-Jauzi Abdurrahhman
Bin Amru (wafat than 110 H), Ibnu Abu Malika (119 H), dan Asya'bi Abu Amru Amir
Bin Syurrahbil (wafat tahun 104 H).
6. Ilmu Fiqih
Setelah Islam menjadi Daulah, maka para penguasa sangat
membutuhkan adanya peraturan-peraturan untuk menjadi pedoman dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Mereka kembali kepada Al-qur'an dan Hadits,
sekaligus mengeluarkan Syari'at dan kedua sumber tersebut untuk mengatur
pemerintahan dan memimpin rakyat.
Al-Qur'an adalah dasar Fiqih Islam,
dan pada zaman ini Ilmu Fiqih telah menjadi satu cabang Ilmu Syari'at yang
berdiri sendiri. Diantara para ahli Fiqih terkenal adalah Sa'ud Bin Musib, Abu
Bakar Bin Abdurrahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.
7. Ilmu Nahwu
Pada masa Dinasti Umayyah, karena
wilayahnya berkembang secara luas, khusunya ke wilayah diluar Arab, maka Ilmu
Nahwu sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan pula bertambahnya orang-orang
Ajam (nonArab) yang masuk Islam, sehingga keberadaan Bahasa Arab sangat dibutuhkan
oleh karena itu dibukukanlah Ilmu Nahwu, dan berkembanglah satu cabang Ilmu
yang penting untuk mempelajari berbagai Ilmu Agama Islam.
8. Ilmu Jugrafi dan Tarikh
Jugrafi pada masa Dinasti Umayyah
telah bekembang menjadi Ilmu tersendiri. Demikian pula Ilmu Tarikh (ilmu
Sejarah), baik sejarah umum maupun sejarah Islam pada khususnya. Adanya
pengembangan Dakwah Islam ke daerah-daerah baru yang sangat luas dan jauh
menimbulkan gairah untuk mengarang Ilmu Jugrafi (Ilmu Bumi/ Geografi), demikuan
pula Ilmu Tarikh. Kedua Ilmu ini lahir pada masa Dinasti Umayyah, yang
berkembang menjadi suatu Ilmu yang betul-betul berdiri sendiri pada masa ini.
9. Usaha Penerjemahan
Untuk kepentingan pembinaa Dakwah
Islamiyah pada masa Dinasti Umayyah, dimulai pula penerjemahan buku-buku Ilmu
Pengetahuan dari bahasa-bahasa lain kedalam bahasa Arab. Dengan demikian,
jelaslah bahwa gerakan penerjemahan telah dimulai pada zaman ini, hanya baru
berkembang pesat pada zaman berikutnya, yakni Abbasiyah
Adapun yang mula-mula melakuakn
usaha penerjemahan adalah Khalid Bin Yazid, seorang pangeran yang sangat cerdas
dan ambisius. Ketika gagal memperoleh kursi kekhalifahan, ia focus dibidang
ilmu pengetahuan, diantaranya mengusahakan penerjemahan buku-buku Ilmu
Pengetahauan dari bahasa lain kedalam bahasa Arab.
Para ahli Ilmu Pengetahuan yang melakuakan penerjemahan dari
berbagai bahasa didatangkan dari Damaskus. Maka, diterjemahkan buku-buku
tentang Ilmu an, dan lain-lain. Sedangkan Khalid Bin Yazid adalah seorang ahli
dibidang Astronomi.
Demikianlah
perkembangan dan kemajuan yang berhasil dicapai oleh Dinasti Umayyah yang telah
menjadi embrio bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan pada zaman dinasti Abbasiyah.[3]
C. Tokoh-tokoh ilmuan Bani Umayyah dan
pengaruhnya terhadap Ilmu Pengetahuan moderen
Adapun
Ulama-Ulama pada masa Bani Umayyah yang berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan
adalah :
No
|
Bidang Ilmu
|
Tokoh
|
1
|
Kedokteran
|
1. Khalifah al-Walid telah memberikan
sumbangan berupa pemisahan antara ahli tentang penyebab penyakit dengan ahli
tentang pengobatan.
2. Khalifah Umar telah memindahkan
sekolah kedokteran dari Iskandariah ke Antiokhia dan Harra.
|
2
|
Kimia
|
Khalifah
Khalid bin Yazid memerintahkan pnerjemahan buku-buku kedokteran, kimia dan
astrologi dari bahasa Yunani dan Kopti ke dalam bahasa Arab.
|
3
|
Sejarah/Historiografi
|
1. Ubaid bin Syarya penulis sejarah
dalam bentuk sirah dan maghazi dan telah menginformasikannya ke Muawiyah
tentang pemerintahan bangsa Arab terdahulu dan asal usul ras mereka.
2. Muncul tokoh-tokoh sejarah seperti
Wahab ibnu Munabbih (w. 728 M), Kaab al-Akhbar (w. 625/654 M).
|
4
|
Arsitek
|
1. Adanya usaha untuk meningkatkan
artistik masjid dengan memasukkan seni arsitektur Yunani, Syria dan Persia.
2. Adanya relief di dinding istana
dan pemandian Khalifah al-Walid ibn Abd Malik
|
5
|
Musik
dan Syair
|
1. Munculnya Said bin Miagah (w. 714
M) orang yang pertama kali memasukkan nyanyian Persia dan Byzantium ke dalam
bahasa Arab
2. Munculnya Imran bin Hattan salah
seorang penyair masa Umaiyah[4]
|
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Pemerintahan
Dinasti Bani Umayyah berdiri setelah Khalifah Rasyidah yang di tandai dengan
terbunuhnya Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 H./661 M. Pemerintahan mereka
dihitung sejak Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abi Sufyan
pada tanggal 25 Rabiul Awwal 41H./661 M.
Pada
masa Dinasti Bani Umayyah, ilmu pengetahuan terbagi menjadi beberapa bagian,
yakni Al-Adab Al-Hadith (Ilmu-ilmu baru) yang meliputi Al-Ulum
Al-Islamiyah (Ilmu Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Al-Ulum Al-Lisaniyah,
At-Tarikh, dan Al-Jugrafi) Al-Ulum Ad-Dakhiliyah (Ilmu yang diperlukan
untuk kemajuan Islam, yang meliputi ilmu kedokteran, Filsafat, Ilmu Pasti, dan
Ilmu Eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi), serta Al-Adab
Al-Qadamah (Ilmu Lama) yaitu Ilmu yang telah ada pasca zaman Jahiliyah dan
Ilmu pada masa Khalifah yang empat, seperti Ilmu Lughah, Sya'ir , Khitobah dan
Amthal
Adapun
beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan Ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan Bahasa Arab
2. Marbad, kota pusat kegiatan ilmu
3.
Ilmu
Qira'at
4.
Ilmu
Tafsir
5. Ilmu Hadits
6.
Ilmu
Fiqih
7.
Ilmu
Nahwu
8.
Ilmu
Jugrafi dan Tarikh
9.
Usaha
Penerjemahan
Sementara
itu Ulama-Ulama pada masa Bani Umayyah yang berpengaruh terhadap Ilmu
Pengetahuan adalah : Mu'awiyah, Abdul Malik, Al Walid, Umar bin Abdul Aziz, dan
Hisyam
Ilmu Pengetahuan modern yang
ditemukan pada masa Bani Umayyah seperti; ilmu Kedokteran, Kimia, Sejarah atau Historigrafi,
Arsitek, Musik dan Sya'ir serta aliran keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar,
Istianah, Sejarah Peradaban Islam untuk
Perguruan Tinggi Islam dan Umum.
Aizid,
Rizem, SEJARAH PERADABAN ISLAM TERLENGKAP, (Yogyakarta : DIVA press,
2015).
Al-Usairy,
Ahmad, SEJARAH ISLAM SEJAK NABI ADAM HINGGA ABAD XX, (Jakarta : AKBAR MEDIA
EKA SARANA, 2008).
Syukur, Fatah, SEJARAH
PERADABAN ISLAM, (Semarang : PT. Pustaka Riski Putra, 2002).
[1]Fatah Syukur, SEJARAH
PERADABAN ISLAM, (Semarang : PT. Pustaka Riski Putra), 2002, hal. 69.
[2]Ahmad
Al-Usairy, SEJARAH ISLAM SEJAK NABI ADAM HINGGA ABAD XX, (Jakarta :
AKBARMEDIA EKA SARANA, 2008), hal. 184.
[3]Rizem Aizid, SEJARAH
PERADABAN ISLAM TERLENGKAP, (Yogyakarta : DIVA press, 2015), hal. 255
-261.
[4] Istianah Abu Bakar, Sejarah
Peradaban Islam untuk Perguruan Tinggi Islam dan Umum. Hlm 59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar