Sabtu, 13 Januari 2018

Makalah Peran KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN (KEPEMIMPINAN)

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : Bapak Wahyudi


Oleh :
Romdonah                    (1403036073)
 Muhamad Ayub M          (1403036078)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017

 I.                   PENDAHULUAN
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah sehingga iapun harus memiliki kompetensi yang disyaratkan memiliki kompetensi guru, yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi sangat penting bagi kepala sekolah menguasai kompetensi kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan.
Diisyaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah satu administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan makro pendidikan. Wujud perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi.
II.                RUMUSAN MASALAH
a.       Apa fungsi pemimpin pendidikan?
b.      Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
c.       Bagaimana syarat-syarat pemimpin pendidikan?
d.      Apa saja keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin?

III.             PEMBAHASAN
A.    DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan bambang budi wiyono (2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru sekolah dasar di bantul terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut : jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.[1]
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut. “kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan”.
Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpin, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam kelompok dimana ia memainkan peranan-peranan dan kegiatan kepemimpinannya.
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan kepemimpinan dalam organisasi berarti pengunaan kekuasaan dari pembuatan keputusan-keputusan.
B.     FUNGSI PEMIMPIN PENDIDIKAN
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a.       Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c.       Pemimpin membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.       Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Fungsi sebagai pimpinan sekolah berarti kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a.       Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, oleh siapa dan kapan akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan di muka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian dijabarkan kedalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi kedalam dua program semester.
a.       Pengorganisasian (Organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan akan tercapai.
b.      Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, agar dalam melakukan pekerjaan terdapat arah dan petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.


c.       Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan kepurusan, kebijaksanaan, tindakan, langkahm sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, dan kekosongan tindakan.
d.      Pengawasan (Controling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.[2]
C.     TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
1)      Tipe otoriter
Dalam kepemimpinan otoriter seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
2)      Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.[3]
3)      Tipe demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara prduktif untuk mencapai tujuan bersama.
4)      Tipe pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya tampaknya saja bersikat demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi di atur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.
D.    SYARAT-SYARAT PEMIMPIN PENDIDIKAN
Dalam memangku jabatan pemimpin pendidikan yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan peranannya sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan jasmani, rohani, moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang layak. Akan tetapi pada bagian ini yang akan di kemukakan hanyalah persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik. Persyaratan-persyaratan tersebut sebagai berikut :
1)      Rendah hati dan sederhana
2)      Bersifat suka menolong
3)      Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4)      Percaya kepada diri sendiri
5)      Jujur, adil dan dapat dipercaya
6)      Keahlian dalam jabatan.[4]

E.     KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah :
a.       Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, bersama-sama membuat keputusan, menyerahkan tanggung jawab dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, berkerjasama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya, yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
b.      Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari : pertama hubungan fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi, kedua hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personal, ialah hubungan yang tidak didasarkan atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih bersifat kekeluargaan.
Yang menjadi ini dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun menghargai bawahan.
c.       Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi ssehingga potensi yang dimiliki oleh anggota kelompok itu dapat diefektifitaskan secara maksimal.[5]
d.      Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi personil mencakup segala usaha untuk menggunakan keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efesien. Kegiatan dalam organisasi personil ialah : seleksi, pengangkatan, penempatan penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang paling penting dari kegiatan diatas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yang paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right man in the right place”
e.       Keterampilan dalam menilai
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah hasil kerja, cara kerja, dan orang yang mengerjakannya.[6]
Kepemimpinan kepala sekolah menurut Peters dan Austin dalam Sallis, memberikan pertimbangan spesifik mengenai kepemimpinan pendidikan yang diberi tema Excellence In School Leadership. Mereka berpendapat kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut :
1.      Visi dan Simbol. Guru atau kepala sekolah harus mengomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staffnya, siswa, dan masyarakat luas
2.      Management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi
3.      For The Kids (untuk anak-anak). Istilah dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat pada pelanggan
4.      Autonomi, pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong inovasi diantara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan inovasi
5.      Menciptakan rasa “kekeluargaan”. Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas diantara siswa, murid, orang tua, guru, dan staff pendukung
6.      Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.[7]

IV.             KESIMPULAN
ü  Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan kepemimpinan dalam organisasi berarti pengunaan kekuasaan dari pembuatan keputusan-keputusan.
ü  Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a.       Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c.       Pemimpin membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.       Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
ü  Tipe kepemimpinan : Tipe otoriter, Tipe “Laissez-faire”, Tipe demokratis, Tipe pseudo-demokratis
ü  Persyaratan-persyaratan sebagai pemimpin :Rendah hati dan sederhana, Bersifat suka menolong, Sabar dan memiliki kestabilan emosi, Percaya kepada diri sendiri, Jujur, adil dan dapat dipercaya, Keahlian dalam jabatan, Keterampilan dalam memimpin
ü  Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, bersama-sama membuat keputusan, menyerahkan tanggung jawab dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, berkerjasama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya, yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
V.                PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat,semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan pada pemakalah pada khususnya. Apabila dalam pembuatan dan penyampaian makalah ini terdapat kekeliruan atau kurang kesesuaian, kritik dan saran sangat kami harapkan.



[1] Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan  di Era Globalisasi, (Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR, 2014) Hlm. 144-145
[2] Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta), 2008, hlm. 84-88 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta), 2008, hlm. 84-88
[3] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, MANAJEMEN PENDIDIKAN, (Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 126-125
[4] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 126-128
[5] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 128-129
[6] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,……hlm. 129-130
[7] Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 38.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar