PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER DALAM ORGANISASI
PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Kepemimpinan Pendidikan
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
Oleh :
Romdonah (1403036073)
Muhamad Ayub M (1403036078)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
I.
PENDAHULUAN
Kepala
sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan
pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah
tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala
sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah sehingga iapun harus memiliki kompetensi yang disyaratkan
memiliki kompetensi guru, yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi sangat penting
bagi kepala sekolah menguasai kompetensi kepala sekolah dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di satuan pendidikan.
Diisyaratkan
oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah satu administrator
pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan pendidikannya dengan
pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan makro pendidikan. Wujud
perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin tingginya
aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya tuntutan kebijakan
pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan kesempatan, mutu,
efisiensi dan relevansi.
II.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa fungsi pemimpin pendidikan?
b.
Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
c.
Bagaimana syarat-syarat pemimpin pendidikan?
d.
Apa saja keterampilan yang harus dimiliki seorang
pemimpin?
III.
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita
mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah
dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik
untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan bambang budi wiyono
(2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru sekolah dasar di bantul
terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala
sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan
dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut : jujur, percaya diri, tanggung
jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil,
dan teladan.[1]
Secara umum definisi kepemimpinan dapat
dirumuskan sebagai berikut. “kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang
mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu, selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang
telah ditetapkan”.
Kepemimpinan merupakan sumbangan dari
seseorang di dalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang
lain. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpin, dan sebaliknya kepemimpinan
hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak dapat dikatakan
pemimpin jika ia berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam kelompok
dimana ia memainkan peranan-peranan dan kegiatan kepemimpinannya.
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan
untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan kepemimpinan
dalam organisasi berarti pengunaan kekuasaan dari pembuatan keputusan-keputusan.
B.
FUNGSI PEMIMPIN PENDIDIKAN
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah
kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a.
Pemimpin membantu terciptanya suasana
persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b.
Pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c.
Pemimpin membantu kelompok dalam menganalisis
situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan
efektif.
d.
Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil
keputusan bersama dengan dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada
kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk
melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani
menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.
Pemimpin bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Fungsi sebagai pimpinan sekolah berarti
kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan
sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada dasarnya
menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, oleh siapa dan kapan akan
dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan di muka
harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah
yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut
kemudian dijabarkan kedalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi
kedalam dua program semester.
a. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala sekolah sebagai
pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai
tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan
pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru. Dengan pembagian kerja yang baik,
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip
pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan akan
tercapai.
b. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah
kegiatan membimbing anak buah dengan memberi perintah (komando), memberi
petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, agar dalam melakukan
pekerjaan terdapat arah dan petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah
ditetapkan.
c. Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian adalah
kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan
atau keselarasan kepurusan, kebijaksanaan, tindakan, langkahm sikap serta
tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, dan kekosongan tindakan.
d. Pengawasan (Controling)
Pengawasan adalah
tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja
sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.[2]
C.
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
1)
Tipe otoriter
Dalam kepemimpinan otoriter seorang pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang
berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau
sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
2)
Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin
tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya.[3]
3)
Tipe demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan
kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di
tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha
menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara prduktif untuk mencapai
tujuan bersama.
4)
Tipe pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau
manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya tampaknya saja bersikat
demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang
dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan
bawahannya, tetapi situasi di atur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai
keputusan bersama.
D.
SYARAT-SYARAT PEMIMPIN PENDIDIKAN
Dalam memangku jabatan pemimpin pendidikan
yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan peranannya sebagai
pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan jasmani,
rohani, moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang layak. Akan
tetapi pada bagian ini yang akan di kemukakan hanyalah persyaratan-persyaratan
kepribadian dari seorang pemimpin yang baik. Persyaratan-persyaratan tersebut
sebagai berikut :
1)
Rendah hati dan sederhana
2)
Bersifat suka menolong
3)
Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4)
Percaya kepada diri sendiri
5)
Jujur, adil dan dapat dipercaya
6)
Keahlian dalam jabatan.[4]
E.
KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG
PEMIMPIN
Seorang pemimpin harus mempunyai
keterampilan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa keterampilan yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan. Keterampilan-keterampilan tersebut
adalah :
a.
Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara
kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai
seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain harus menguasai bagaimana
caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi
bantuan kepada anggota kelompok, bersama-sama membuat keputusan, menyerahkan
tanggung jawab dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu
pengalaman, dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul,
berkerjasama, dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya, yang penting
jangan hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
b.
Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani adalah hubungan antar
manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan
sehari-hari : pertama hubungan
fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau
pekerjaan resmi, kedua hubungan
pribadi atau hubungan informal atau hubungan personal, ialah hubungan yang
tidak didasarkan atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih bersifat
kekeluargaan.
Yang menjadi ini dalam hubungan ini, apakah
itu hubungan fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai.
Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun menghargai bawahan.
c.
Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah
bagaimana meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya
sehingga potensi ssehingga potensi yang dimiliki oleh anggota kelompok itu
dapat diefektifitaskan secara maksimal.[5]
d.
Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi personil mencakup segala usaha
untuk menggunakan keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas
secara efektif dan efesien. Kegiatan dalam organisasi personil ialah : seleksi,
pengangkatan, penempatan penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan
pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang paling penting dari kegiatan
diatas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yang paling sesuai dengan
tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right man in the right place”
e.
Keterampilan dalam menilai
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha
untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau
sampai dimana suatu tujuan sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah hasil
kerja, cara kerja, dan orang yang mengerjakannya.[6]
Kepemimpinan
kepala sekolah menurut Peters
dan Austin dalam Sallis, memberikan pertimbangan spesifik mengenai kepemimpinan
pendidikan yang diberi tema Excellence In School Leadership. Mereka berpendapat
kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut :
1.
Visi
dan Simbol. Guru atau kepala sekolah harus mengomunikasikan nilai-nilai
institusi kepada staffnya, siswa, dan masyarakat luas
2. Management by walking about yang
merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi
3. For The Kids (untuk anak-anak). Istilah
dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat pada pelanggan
4. Autonomi, pengalaman, dan dukungan
terhadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong inovasi diantara
staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan inovasi
5. Menciptakan rasa “kekeluargaan”.
Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas diantara siswa,
murid, orang tua, guru, dan staff pendukung
6. Rasa sebagai keseluruhan, ritme,
keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.[7]
IV.
KESIMPULAN
ü
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan
untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan kepemimpinan
dalam organisasi berarti pengunaan kekuasaan dari pembuatan
keputusan-keputusan.
ü
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah
kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a.
Pemimpin membantu terciptanya suasana
persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b.
Pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c.
Pemimpin membantu kelompok dalam menganalisis
situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan
efektif.
d.
Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil
keputusan bersama dengan dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada
kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk
melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani
menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.
Pemimpin bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
ü
Tipe kepemimpinan : Tipe otoriter, Tipe “Laissez-faire”, Tipe demokratis, Tipe pseudo-demokratis
ü
Persyaratan-persyaratan sebagai pemimpin :Rendah hati dan sederhana, Bersifat suka menolong, Sabar dan memiliki kestabilan emosi, Percaya kepada diri sendiri, Jujur, adil dan dapat dipercaya, Keahlian dalam jabatan, Keterampilan dalam memimpin
ü
Pemimpin harus menguasai cara-cara
kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai
seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain harus menguasai bagaimana
caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi
bantuan kepada anggota kelompok, bersama-sama membuat keputusan, menyerahkan
tanggung jawab dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu
pengalaman, dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, berkerjasama,
dan berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya, yang penting jangan hanya
tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami
buat,semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan pada pemakalah pada
khususnya. Apabila dalam pembuatan dan penyampaian makalah ini terdapat kekeliruan atau kurang kesesuaian, kritik dan saran
sangat kami harapkan.
[1] Agustinus
Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di
Era
Globalisasi, (Yogyakarta : PUSTAKA
PELAJAR, 2014) Hlm. 144-145
[2] Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta :
Rineka Cipta), 2008, hlm. 84-88 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta :
Rineka Cipta), 2008, hlm. 84-88
[3] Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, MANAJEMEN PENDIDIKAN, (Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 126-125
[4] Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 126-128
[5] Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung : ALFABETA, 2009) hlm. 128-129
[6] Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan,……hlm. 129-130